top of page

Apakah Panel Surya Menghasilkan Gas SO2? - Mitos atau Fakta

Apakah panel surya menghasilkan gas so2. Pertanyaan tersebut muncul ketika Anda berada dalam diskusi terkait pembangit listrik tenaga surya. Pembahasan ini lahir karena ada dugaan bahwa sulfur dioksida (SO2) muncul dari pengerjaan panel surya.


Gas sulfur dioksida terkenal berbahaya dan beracun untuk bumi. Dampak paling terasanya adalah merusak lingkungan hingga hujan asam. Karena berbahaya, maka senyawa ini dihindarkan oleh manusia.


Pertanyaan yang muncul adalah apakah benar panel surya menghasilkan gas beracun?


Benarkah Panel Surya Menghasilkan Sulfur Dioksida (SO2)

Banyak mitos terkait panel surya yang bilang kalau produksi PLTS lebih banyak menghasilkan polusi dibandingkan penggunaannya. Padahal, Panel surya sama sekali tidak menghasilkan sulfur dioksida, melainkan arus listrik searah untuk mensuplai listrik rumah Anda.


Argumen tersebut juga didukung dengan pernyataan oleh National Renewable Energy Laboratory (NREL) Amerika Serikat.


Menurut NREL, rata-rata rumah tangga di Amerika Serikat 830 kilowatt-jam listrik per bulan. Rata-rata menghasilkan 1000 kWh listrik dari PLTS serta mampu mengurangi 8 pon emisi sulfur dioksida, 5 pon nitrogen oksida, dan lebih dari 1400 pon karbondioksida selama proyeksi produksi energi bersih PLTS Atap dalam 28 tahun.


Hasil ini berbeda jauh ketika memakai pembangkit listrik konvensional, anggaplah rata-rata dapat menghasilkan 1000 kWh, maka hasilnya adalah lebih dari setengah ton sulfur dioksida, sepertiga ton nitrogen oksida, dan 100 ton nitrogen oksida.


Hal senada pun dilakukan oleh Universitas Gajah Mada dalam penelitian terkait performa PLTS Gedung Gedung Prof. Roosseno Soerjohadikoesoemo. Dalam penelitian tersebut dijelaskan pemasangan PLTS on-grid mampu mengurangi sulfur dioksida sebesar 172 kg/tahun.


Mitos Panel Surya Menghasilkan Sulfur Dioksida (SO2)

Panel surya si seluruh dunia tidak menghasilkan senyawa sulfur dioksida. Sebaliknya, justru mampu mengurangi kandungan dioksida. Jika demikian, darimana datangnya mitos tersebut.


Penyebab utama karena dan misinformasi terkait sumber energi terbarukan yang beredar. Berdasarkan Wisconsin Department of Health Service, sulfur dioksida merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil. Gas ini dihasilkan dari pembangkit listrik yang memakai bahan bakar fosil seperti PLN.


Sementara, PLTS memakai cahaya matahari sebagai sumber energi untuk diolah menjadi listrik melalui sel fotovoltaik. Tidak ada reaksi kimia yang menghasilkan sulfur dioksida.


Dampak Sulfur Oksida (SO2) bagi lingkungan

Sulfur dioksida merupakan senyawa kimia yang beraroma busuk dan beracun. Ketika terpapar lingkungan dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengganggu ekosistem perairan.


Dalam aspek kesehatan menyebabkan penyakit pernafasan dan memperburuk kondisi jantung dan paru-paru. Apabila terpapar terlalu sering akan memperparah gangguan kesehatan.


Oleh karena itu, cara mengurangi dampak sulfur oksida adalah dengan memakai alat proteksi dini seperti masker selama beraktivitas di kawasan industri, karena banyak kandungan sulfur oksida.


Selamatkan Lingkungan Dengan PLTS Batari Energy

Menyelamatkan lingkungan dari sulfur oksida terlihat sulit karena pemain industri bahan bakar fosil semakin besar. Saking besarnya, Anda sendiri bingung harus berbuat apa dan bagaimana.


Cara bijaknya adalah memulai dari langkah kecil. Walaupun klise namun langkah-langkah kecil ini dapat memberi dampak besar di kemudian hari.


Langkah kecil tersebut dimulai dari mengalihkan sumber tenaga listrik konvensional menuju energi bersih. Matahari adalah energi bersih yang selalu ada di mana saja.


Batari Energy bersedia membantu mengalihkan energi konvensional menjadi energi bersih untuk kawasan tempat tinggal Anda. Hubungi Batari Energy melalui WhatsApp agar Anda lebih cepat mendapatkan energi bersih.

0 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page